Best Buy Desktop & Laptop untuk Spring
Akademisi kadang-kadang dibayangkan sebagai hidup di dunia tertutup buku dan birokrasi-pasti populasi terakhir untuk "mendapatkan" media sosial. Mereka mengutuk email untuk merebut seni hampir kehilangan surat-menulis dan melihat YouTube sebagai buang waktu ... atau sehingga beberapa percaya.
Ternyata, hal itu tidak bisa jauh dari kebenaran, dan sebuah laporan oleh Pearson Belajar Solutions [PDF] mengkonfirmasikannya.
Lebih dari 90 persen dari fakultas pendidikan tinggi yang disurvei untuk laporan yang dilaporkan menyadari dari situs media sosial Facebook, Twitter, YouTube, dan blog secara umum. Ketika datang untuk menggunakan, sebuah kekalahan "80 persen laporan fakultas menggunakan media sosial untuk beberapa aspek dari kursus mereka ajarkan," menunjukkan laporan tersebut.
Salah satu temuan yang paling penting adalah bahwa fakultas dengan lebih dari 20 tahun pengalaman (yang berarti usia) hanya sebagai mungkin menyadari media sosial sebagai dosen senior kurang, menghancurkan stereotip profesor tua membungkuk di atas komputer mereka bertanya-tanya bagaimana mengubah hal di darn.
Beberapa kebiasaan melakukan perubahan sedikit dengan pengalaman meningkat, meskipun. "Fakultas dengan lebih dari 20 tahun pengalaman mengajar cenderung untuk mengunjungi dan kecil kemungkinannya untuk posting daripada fakultas yang sebelumnya dalam karir mereka," catatan laporan.
Bagi mereka yang belum melihat bagian dalam kelas di tahun, akan sulit membayangkan bagaimana, tepat, guru dapat menggunakan sebagai alat belajar. Tiga puluh persen guru dalam survei telah menggunakan media sosial untuk memposting konten bagi siswa untuk melihat atau membaca di luar kelas. Lebih dari 40 persen yang diperlukan siswa untuk membaca atau melihat media sosial sebagai bagian dari tugas.
"Video Gratis sejauh ini merupakan jenis yang paling umum media sosial yang digunakan dalam kelas, diposting di luar kelas, atau ditugaskan kepada siswa untuk melihat," laporan itu menyatakan, "dengan 80 persen dari fakultas melaporkan beberapa bentuk penggunaan kelas video online."
Tapi mendorong keluar link untuk membaca lebih lanjut atau video instruksional benar-benar hanya puncak gunung es. Guru, yang bekerja baik dalam lingkungan tatap muka tradisional dan kelas online, yang liar aktif di Twitter dan YouTube, menggunakan situs untuk menemukan sumber daya yang dapat meningkatkan performa profesional mereka.
Namun lain cara guru menggunakan media online sosial di kelas adalah untuk mengembangkan diskusi kelas. Dengan menyediakan cara alternatif bagi orang untuk "berbicara" Facebook, siswa dapat memilih metode yang paling nyaman bagi mereka. Beberapa siswa merasa sangat terhambat ketika datang berbicara keras di ruangan yang penuh dengan mungkin 20-500 siswa lain. Memberikan mereka sebuah alat yang memungkinkan mereka mengirimkan ide-ide mereka bukan dengan suara tetapi oleh kata-kata tertulis, atau membiarkan mereka menghabiskan lebih banyak waktu berpikir tentang pilihan kata mereka sebelum mengetik melayani preferensi belajar banyak dan oleh karena itu membantu siswa menjadi terlibat dalam cara yang paling nyaman bagi mereka.
No Comments
cara membeli desktop & Laptop
.
.
